Ketapang – Rapat koordinasi Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Kabupaten Ketapang, di Aula Dinas Pertanian dan Peternakan Selasa (4/6) kemarin dinilai Bupati Henrikus memiliki arti yang sangat penting. Karena erat kaitannya untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.
“Saya berharap kegiatan ini dapat dijadikan momentum, dalam upaya meningkatkan produksi pangan di masa yang akan datang,” kata Henrikus Bupati Ketapang dalam arahan tertulis disampaikan Sekda Ketapang, Drs H.Andi Djamiruddin M.Si.
Kegiatan yang dihadiri DR.Martin Gummert, peneliti senior Internasional Rice Research Institude (IRRI) di Filipina, untuk pengamanan pangan nasional, stok beras ditargetkan mencapai surplus 10 juta ton pada tahun 2014.
Arahan Bupati ketapang yang disampaikan Sekda bahwa untuk mencapai target tersebut, Presiden RI telah menginstruksikan kepada jajaran pemerintah terkait, untuk menjalankan dan menyukseskan program surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014.
Diterangkanya, pada tahun 2012, Ketapang berhasil mencapai produksi padi sebesar 81.098 ton, atau terjadi kenaikan sebesar 19.14 persen, dibanding tahun 2011.
“Ini cukup membanggakan bagi kita, karena Ketapang tetap mempertahankan eksistensinya terhadap peningkatan produksi padi,” kata Sekda Ketapang.
Ia juga menekankan kebijakan ini jangan menjadikan kita cepat puas dan terlalu berbangga. Tetapi kita perlu melakukan evaluasi kembali, hambatan dan permasalahan yang dihadapi, dalam peningkatan produksi dan produktivitas padi, juga komoditi lain, dalam mencapai target yang ditetapkan. Dengan demikian kita dapat mengambil langkah konkrit, dengan membuat kebijakan strategis, agar target dapat tercapai.
Untuk mendukung peningkatan produksi beras Nasional (P21BN). Kabupaten Ketapang telah melakukan pengembangan kawasan pertanian, dengan membuka lahan sawah dalam jumlah yang cukup besar. Baik yang bersumber dari dan APBN, APBD, maupun kemitraan Swasta dan masyarakat, melalui Program Food Estate, Sinergi BUMN. Upaya yang dilakukan ini,diharapkan mampu meningkatkan produksi dan produktivitas padi di Kabupaten Ketapang. Diterangkan, program Food Estate ini direncanakan seluas. Lebih kurang 100.000 hektar, dan telah dilaksanakn seluas penanaman seluas kurang lebih 1.000 hektar.
“Selain itu, pada tahun 2013 akan dilaksanakan kegiatan sekolah lapangan, pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT) seluas 13.000 hektar,” terangnya.
Untuk mendukung percepatan dan perluasan areal tanam Kata Andi, serta perbaikan mutu hasil, pemerintah Kabupaten Ketapang,juga telah menyiapkan bantuan alat mesin pertanian (alsintan), baik alat prapanen maupun pasca panen. Peralatan ini bersumber dari dana maupun pasca panen, yang bersumber dari dana APBN dan APBD diantaranya Hand Traktor, Prontok, Penggilingan Padi Kecil, dan Alsintan tepat guna lainya.
Pertemuan yang dihadiri lebih dari 100 peserta itu hadir juga Kepala Bappeda Ketapang, Kadis Pertanian Tanaman pangan dan Holtikultura Provinsi Kalbar, CV.Mitra Agro Teknik Pontianak. Kadis Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Perindustrian dan Perdagangan, Kadis Kelautan dan Perikanan, Dinas perkebunan, Dinas Kehutanan, bengkel alsintan, mantri pertanian dan peternakan, Kepala BPP, UPTD, PHP, dan PPL wilayah food estate.
Dijelaskan Bupati Ketapang, melalui Sekda bahwa perkembangan teknologi alsintan, sudah sangat pesat. Tetapi adopsi teknologi elum seiring dengan perkembangan teknologi yang ada. Hal ini disebabkan, karena petani belum merasakan manfaat, dan kemudahan dari pengguna alisintan. Hal lain yang menyebabkan lambatnya alih teknologi ke petani adalah harga alsintan yang relative mahal, seperti alat bajak, (Hand Traktor), alat tanam padi, (Rice Transplanter) dan alat panen padi (Reaver dan Combine Harvester).
Untuk menyelesaikan problem pertanian di daerah kita, dibutuhkan kebijakan dan perhatian, baik dari pemerintah maupun swasta, seperti program Food Estate yang dilaksanakan di Kabupaten Ketapang. Ini juga merupakan tugas semua pihak untuk menjembatani pengetahuan teknologi pertanian. Termasuk dalam adopsi teknologi alsintan, sesuai dengan kebutuhan, mulaidari teknologi yang paling sederhanan, sampai teknologi modern.
Mekanisasi pertanian, akan makin berperan dlam pembangunan pertanian di masa mendatang, dan ikut mewarnai lingkungan strategis sector pertanian saat ini. Tenaga kerja pertanian untuk bekerja di sawah, maupun di kebun makin sulit diperoleh. Hal ini disebabkan, sector pertanian dibandingkan dengan sector lainnya, sehingga mendorong generasi muda untuk meninggalkan sector ini.
Sekda Ketapang, Drs H.Andi Djamiruddin M.Si meminta semua stakeholder yang berperan, meningkatkan produksi melalui penerapan teknologi tepat guna.
Tak lupa sekda Ketapang mengucapkan terima kasih, terutama kepada DR. Martin Gummert peneliti senior IRRI. Pemkab Ketapang pertemuan ini dapat memberikan rencana bangun, atau model alsintan tepat guna, yang dapat di produksi dengan biaya murah. Dengan demikian dapat mempercepat adopsi dan alih teknologi kepada petani.
“Kepada produsen dan distributor Alsintan CV. Mitra Agro Teknik dapat terus melakukan inovasi, dan memproduksi Alsintan yang dibutuhkan masyarakat, sesuai dengan kondisi lahan dan social budaya masyarakat,” pungkasnya. (Jay/PK) sumber : http://www.equator-news.com
Ini baru mahasiswa ajib.....
BalasHapusblog seharga 300jt nih,,
lnjutkan...