Sabtu, 15 Desember 2012

Warga Karimata Segera dapat menikmati handphone,Tiga Menara Telekomunikasi Terhubung Satelit


Sukadana – Masyarakat Kecamatan Kepulauan Karimata boleh berbangga hati, setelah sekian lama mendambakan adanya sinyal telepon selular, akhirnya akan segera terealisasi. Pembangunan tiga tower (menara) telekomunikasi segera akan dilaksanakan.
Hal itu terbukti setelah datang dua orang yang merupakan tim survei dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemeninfo) Republik Indonesia di Jakarta, datang langsung ke kecamatan kepulauan terluar di Kabupaten Kayong Utara (KKU). Sekaligus memastikan adanya dukungan pemerintah kabupaten untuk mengeluarkan izin pendirian bangunan (IMB) untuk ketiga tower tersebut.
“Ada tiga titik, yakni Pelapis, Padang, dan Betok Jaya,” ungkap Nicolas, salah satu tim survei.
Dikatakannya, ketiga tower tersebut merupakan bantuan pemerintah pusat untuk wilayah-wilayah perbatasan, kepulauan, dan terpencil. Tujuan demi meningkatkan penghasilan dan mempercepat perputaran ekonomi, memperluas jangkauan telekomunikasi. Kemudian yang lebih utama lagi, demi menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Nikolas menerangkan di seluruh Indonesia terdapat 286 titik pembangunan tower. Namun tidak semua wilayah Indonesia dapat bantuan tersebut. Khusus untuk di Kalimantan Barat, hanya beberapa kabupaten saja yang meliputi Kabupaten Kubu Raya, Kayong Utara, Ketapang, Kapuas Hulu, Sanggau, Bengkayang, dan Sambas.
“Tinggi towernya 52 SST,” imbuhnya. Dengan ketinggian 52 SST tersebut, sinyal yang dipancarkan dapat menembus lurus hingga 5 km dengan pola penyebaran sinyal melingkar.
Sempat menjadi tanda besar, mengapa hanya tiga tower yang dibangun untuk wilayah kepulauan tersebut, padahal jarak dari tower terakhir yakni di Desa Dusun Besar Kecamatan Pulau Maya lebih dari 20 mil laut, Nikolas menjelaskan tower yang dibangun tersebut merupakan tower khusus.
“Maksudnya tower telekomunikasi khusus dalam beroperasi tidak terpengaruh dengan tower relay (penghubung). Akan tetapi langsung menggunakan sinyal yang dipancarkan dari satelit telekomunikasi di geostasioner planet Bumi,” paparnya.
“Ini canggihnya. Tower ini langsung pakai satelit jadi tidak berpengaruh dengan tower lain,” imbuhnya.
Tower tersebut, lanjutnya, juga sudah terkoneksi dengan sistem satelit, di mana jika terdapat alat atau sistem yang tidak beroperasi maka satu panel di pusat pengendali di Jawa, segera akan memberikan tanda ada kerusakan, sehingga ketiga tower tersebut memang dirancang untuk wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.
Demikian juga dengan ketersediaan tenaga listrik, di mana tiga lokasi tersebut sudah dipastikan tidak ada sumber daya listrik yang besar yang mampu mendukung operasional alat-alat elektronik di dalamnya. Tentu saja, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), dipastikan dibangun bersamaan dengan pembangunan tower tersebut. “Alasannya sumber daya listrik untuk beroperasinya tower telekomunikasi itu memang paling pas diambilkan dari PLTS,” imbuhnya.
Walau tidak menyebutkan tanggal pasti, namun Nikolas menjelaskan kepastian pembangunan tower tersebut akan segera dilakukan. Tepatnya, setelah satu minggu dari keluarnya izin mendirikan bangunan (IMB) dari Pemerintah Kabupaten Kayong Utara yang merupakan dokumen terakhir yang diperlukan sebelum tower tersebut berdiri. “Satu minggu keluar IMB, barang kita kirim,” katanya.
Saat dikonfirmasi kepada Bupati Kayong Utara H Hildi Hamid tentang adanya pembangunan tower tersebut, dirinya membenarkan. Bahkan dirinya merasa bahagia dengan terealisasinya rencana yang pernah ia sampaikan ke pemerintah pusat sejak tahun 2010 lalu.
“Saya pernah berkoordinasi dengan provider untuk kerja sama, pemerintah daerah bangun tower mereka koneksikan sinyalnya, tapi tidak bisa. Akhirnya saya langsung ke Kementerian Kominfo, dan alhamdulillah terealisasi sekarang,” jawabnya seraya berulam senyum.
Bupati juga sempat terharu saat beberapa waktu lalu melakukan kunjungan kerja ke kecamatan termuda di KKU itu, di mana saat ditawarkan kepada masyarakat bantuan apa yang diminta kepada pemerintah untuk meningkatkan perekonomian, justru mereka tidak minta macam-macam.
“Kami tidak butuh kapal untuk kami bisa bolak-balik ke Sukadana atau Pontianak, tapi kami butuh sinyal telekomunikasi,” ucap bupati menirukan permintaan masyarakat waktu itu.
Melalui akan dibangunnya tower dan menggunakan sinyal provider Telkomsel itu, Bupati H Hildi mengharapkan kepada masyarakat agar menjadikan tower itu menjadi aset milik masyarakat desa. Jadi semua anggota masyarakat memiliki kewajiban untuk menjaga dan merawatnya. (lud)

0 komentar:

Posting Komentar