ISTIMEWA
BELUM SURUT - Seorang warga Kecamatan Kayan Hilir sedang mandi di samping rumahnya yang terendam air, Selasa (6/11/2012). Hingga kini banjir di wilayah tersebut belum surut
BELUM SURUT - Seorang warga Kecamatan Kayan Hilir sedang mandi di samping rumahnya yang terendam air, Selasa (6/11/2012). Hingga kini banjir di wilayah tersebut belum surut
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat yakni PT KAL diduga telah menutup, satu diantara sungai Satong Manjau.
Kondisi ini menyebabkan terjadinya banjir di Desa Laman Satong, khususnya dusun Manjau sejak terjadi musim penghujan beberapa pekan terakhir.
Anggota DPRD Ketapang Antoni Salim mengatakan, dirinya telah mendapat laporan tersebut dari warga. Kata dia warga sangat menyangkan penutupan sungai ini. Yg menyebabkan banjir dimana-mana.
Kami sebagai DPRD sangat menyangkan tindakan PT KAL ini. Tindakan perusahan sawit ini bukan kali ini saja. Sudah berkali-kali, masuknya perusahaan ini bukannya mensejahterakan masyarakat. Tapi sebaliknya telah mensengsarakan rakyat," kata Antoni Salim kepada Tribunpontianak.co.id, Rabu (7/11/2012).
Dia mengatakan, sejatinya keberadaan adalah untuk mensejahterakan masyarakat, melalui program CSR. Namun kondisinya berbanding terbalik, bukan menjalankan CSR sesuai dengan ketentuan yang ada, melainkan menutup aliran sungai yang menyebabkan banjir khususnya di Dusun Manjau yg membuat masyarakat menderita
Kondisi ini menyebabkan terjadinya banjir di Desa Laman Satong, khususnya dusun Manjau sejak terjadi musim penghujan beberapa pekan terakhir.
Anggota DPRD Ketapang Antoni Salim mengatakan, dirinya telah mendapat laporan tersebut dari warga. Kata dia warga sangat menyangkan penutupan sungai ini. Yg menyebabkan banjir dimana-mana.
Kami sebagai DPRD sangat menyangkan tindakan PT KAL ini. Tindakan perusahan sawit ini bukan kali ini saja. Sudah berkali-kali, masuknya perusahaan ini bukannya mensejahterakan masyarakat. Tapi sebaliknya telah mensengsarakan rakyat," kata Antoni Salim kepada Tribunpontianak.co.id, Rabu (7/11/2012).
Dia mengatakan, sejatinya keberadaan adalah untuk mensejahterakan masyarakat, melalui program CSR. Namun kondisinya berbanding terbalik, bukan menjalankan CSR sesuai dengan ketentuan yang ada, melainkan menutup aliran sungai yang menyebabkan banjir khususnya di Dusun Manjau yg membuat masyarakat menderita
Admin# mulai terlihat sekarang dampak dari rusaknya hutan dan diperparah dengan perkebunan sawit yang mengambil daerah hutan sehingga hutan yang berfungsi sebagai daerah resapan air semakin hilang bahkan tinggal nama saja. seharusnya masyarakat dan pemerintah sadar tentang masalah ini dengan tidak memberi kan izin kepada perusahaan yang mengambil area hutan menjadi perkebunan. dampak yang di timbulkan sangat besar dan cenderung patal sekali. dan masyarakat diharapkan bisa menyedari hal ini bukan hanya untuk kehidupan sekarang tetapi untuk anak cucu kita.
Penulis : Ali Anshori
Editor : Bowo
0 komentar:
Posting Komentar