TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Berbekal secarik yang digulung dan berisikan sair-sair hasil karyanya, Mahmud tampil di hadapan tamu undangan pada acara HUT PWRI ke 50 di pendopo Bupati Ketapang Senin (24/9/2012).
Dengan suara khasnya, Mahmud membacakan satu persatu sair yang dipersiapkan. Penampilannya itu dibuat para hadirin tertawa, kemudian memberi tepuk tangan, karena sair-sair yang dibacakan oleh Mahmud berisi tentang candaan, .
Sejenak kemudian para tamu terdiam dan terpana ketika Mahmud membacakan sair yang mengandung pesan moril.
Mahmud mengatakan, keahlian dalam membuat sair gulung tersebut dia dapat dari beberapa orang, diantaranya guru, dan orangtuanya.
"Sair gulung ini merupakan khasanah, kebudayaan melayu yang harus dipertahankan, sebab dengan sair gulung ini kita bisa menyampaikan pesan dan sekaligus memberikan hiburan kepada orang, namun tidak ada yang tersakiti" katanya, Senin (24/9/2012).
Dengan suara khasnya, Mahmud membacakan satu persatu sair yang dipersiapkan. Penampilannya itu dibuat para hadirin tertawa, kemudian memberi tepuk tangan, karena sair-sair yang dibacakan oleh Mahmud berisi tentang candaan, .
Sejenak kemudian para tamu terdiam dan terpana ketika Mahmud membacakan sair yang mengandung pesan moril.
Mahmud mengatakan, keahlian dalam membuat sair gulung tersebut dia dapat dari beberapa orang, diantaranya guru, dan orangtuanya.
"Sair gulung ini merupakan khasanah, kebudayaan melayu yang harus dipertahankan, sebab dengan sair gulung ini kita bisa menyampaikan pesan dan sekaligus memberikan hiburan kepada orang, namun tidak ada yang tersakiti" katanya, Senin (24/9/2012).
Penulis : Ali Anshori
Editor : Jamadin
Sumber : Tribun Pontianak sumber : http://pontianak.tribunnews.com
0 komentar:
Posting Komentar