Sabtu, 13 April 2013

RSUD Ketapang Operasi Bibir Sumbing Gratis


TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - RSUD Agusdjam Ketapang, menggelar operasi bibir sumbing secara gratis selama dua hari mulai Jumat (12/4) dan berakhir Sabtu (13/4/2013) hari ini. Pada pelaksanaan hari pertama, Jumat (12/4), sebagian besar pasien merupakan anak-anak dari Kayong Utara dan Ketapang.

Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, Andy Jap yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, program operasi bibir sumbing tersebut tidak hanya gratis bagi masyarakat miskin namun untuk semua kalangan masyarakat. Pembiayaan ditanggung oleh sharing pemerintah provinsi, daerah dan donatur.

"Biayanya ada, hanya saja yang menanggung itu provinsi, daerah dan donatur. Program ini untuk siapa saja, tidak hanya masyarakat miskin," kata Andy dalam kunjungannya ke RSUD Agusdjam Ketapang, Jumat (12/4).

Ada pun tenaga kesehatan yang terlibat dalam kegiatan ini yakni dari Universitas Padjajaran Bandung, serta kemitraan dengan pihak swasta. Program serupa juga dilaksanakan di kabupaten lain di Kalbar. "Ada operasi bibir sumbing dan katarak, kalau Ketapang khusus bibir sumbing. Mei mendatang kita ke Kapuas Hulu," katanya. 

Kata Andy, tingkat prevalensi bibir sumbing cukup besar. Secara nasional, dari 1.000 kelahiran terdapat satu anak yang terkena bibir sumbing. "Kasihan anak-anak, kalau dewasa nanti dia minder makanya saat kecil dioperasi, biar dewasa tidak malu," katanya. 

Khusus Ketapang, kata Andy, pola operasi bebas biaya yang menggandeng pihak swasta merupakan yang pertamakali. Direncanakan program serupa juga akan dilakukan di tahun-tahun mendatang. "Kita usahakan setiap tahun ada, cuma saya baru mendapat informasi, Ketapang sebelumnya belum mendapat kesempatan," tuturnya. 

Andy sendiri berharap, program pelayanan kesehatan tak hanya difokuskan tunggal kepada pemerintah. Namun juga dilakukan sharing bersama sektor lain seperti swasta. "Bentuknya bisa banyak, contohnya program seperti ini. Kita sangat mengharapkan peran sektor lain seperti swasta," ujarnya. 

Direktur RSUD Agusdjam, Rihi menuturkan, jumlah pasien yang mendaftarkan diri mencapai 35 dari target awal sebanyak 50 pasie. Namun beberapa di antaranya batal melakukan operasi dengan berbagai alasan. "Ada yang takut, tidak datang, dan beberapa diobservasi lagi karena ditemukan kelainan pada jantung, jadi dikonsultasikan kembali," katanya.

Kata Rihi pasien dan keluarga datang bawa badan saja. Biaya operasi hingga makan dan minum ditanggung. "Datang operasi gratis, kalau operasi umum, biayanya bisa sekitar Rp 10 juta ke atas dan yang ikut sekarang setelah dicek 99 persen adalah warga tidak mampu," katanya. 

Di sisi lain, kata Rihi, RSUD belum memiliki dokter spesialis bedah dan mulut. "Di Kalbar baru ada satu, itu pun di Pontianak, makanya ini kesempatan bagi masyarakat. Setelah observasi selesai operasi juga tetap kita lakukan gratis," katanya. 

Tak hanya warga di seputar Kota Ketapang dan Sukadana yang datang melakukan operasi, tercatat warga terjauh adalah berasal dari Jelai Hulu. "Kita informasikan melalui radio RSPD dan broadcast dari provinsi, juga disampaikan melalui puskesmas," katanya. 

Riana, ibu pasien mengaku, sangat terbantu dengan program operasi gratis. Katanya terbatasnya biaya sempat membuat ia khawatir akan kondisi bibir anaknya. "kasihan kalau dia sudah besar, mau operasi kami tak ada uang, maklumlah cuma petani. Jadi sekarang saya merasa terbantu sekali," katanya.

Penulis : novi saputra
Editor : Arief
Sumber : Tribun Pontianak

0 komentar:

Posting Komentar