Rabu, 06 Maret 2013

Jalan Hancur, Masyarakat Pilih Lewat Pelang


Ketapang – Hujan yang turun terus-menerus beberapa waktu yang lalu ditambah banjir besar yang menggenangi jalan menyebabkan hancurnya jalan Sungai Awan-Tanjungpura-Ulak Medang.
Tidak mengherankan jika selama ini masyarakat Desa Ulak Medang, Sepahan, Sungai Kelik, Tayap, dan sekitarnya melewati Jalan Tanjungpura untuk menuju Ketapang, saat ini lebih memilih jalur Sungai Melayu Rayak–Pelang untuk ke Ketapang.
Perangkat Desa Ulak Medang, Budi, menyatakan bahwa saat ini mereka lebih mudah melewati jalur Pelang menuju Ketapang ketimbang melewati jalur Tanjungpura.
“Jalur Pelang lebih aman dan murah dari pada lewat jalur Tanjungpura. Kalau lewat jalur Tanjungpura kita khawatir air yang masih dalam, selain itu ongkos biaya miting sangat besar sekali. Sekali turun untuk ongkos miting (pungli) tidak kurang dari Rp 60 ribu. Belum lagi ongkos BBM dan keperluan lainnya,” ungkap Budi, Minggu (24/2).
Budi mengatakan kondisi saat ini dari arah jalan Tanjungpura menuju ke Ulak Medang terdapat lima atau enam lokasi miting yang mengenakan biaya bagi masyarakat yang melewati bangunan jembatan darurat tersebut. Rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh pengguna jalan antara lima ribu Rupiah sampai Rp15 ribu per miting. Tidak itu saja, dua jembatan di Desa Ulak Medang patah dan hancur. Bahkan beberapa waktu lalu, lima pedagang keliling yang menggunakan jembatan tersebut terjungkal ke air yang deras dan penuh kayu. Akibatnya empat unit motor korban rusak dan lima pedagang tersebut luka parah.
M Thamren, Kades Ulak Medang, mengharapkan Pemkab Ketapang melalui instansi terkait dapat membantu pembangunan kembali jembatan yang dipergunakan masyarakat beberapa kecamatan tersebut.
“Kami berharap Pemkab Ketapang dapat membangun jembatan darurat kembali, karena akses tersebut dipergunakan masyarakat Kecamatan Tayap, Sandai, laur, Simpang Dua untuk ke Ketapang. Jangan sampai timbul korban kembali akibat jembatan yang tidak kuat tersebut,” pungkas Thamren. (jay) sumber : http://www.equator-news.com

0 komentar:

Posting Komentar