Jumat, 21 September 2012

Angka Golput di Ketapang Tinggi

 
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Partisipasi masyarakat Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat untuk menggunakan hak suaranya dalam pilgub Kalbar terbilang sangat rendah. Data yang dilansir tim desk pilgub Kalbar kesbang linmas Ketapang, rata-rata angka golput di setiap kecamatan 30 persen lebih.

Menduduki urutan tertinggi golput adalah, Kecamatan Matan Hilir Selatan, dari 24,859 DPT yang menggunakan hak suaranya hanya 13,452 atau 54.11 persen, dengan demikian golput di kecamatan ini mencapai 45,89 persen.

Sedangkan golput tertinggi kedua adalah, kecamatan Singkup. Dari   5,081 DPT hanya 2,855 atau 56.19 persen yang menggunakan hak suaranya, sedangkan masyarakat yang tidak menggunakan hak suaranya atau golput mencapai    43.81 persen.

Angka golput di Kecamatan Muara Pawan juga tidak kalah banyak, dari jumlah 10,339 DPT, yang menggunakan haknya hanya 6,331 pemilih, atau 61.23 persen, sedangkan yang tidak menggunakan hak pilihnya mencapai 38.77 persen. Disusul kemudian oleh kecamatan Matan Hilir Utara, Dari 11,072 DPT yang menggunakan hak suaranya hanya 6,843, atau 61 persen sedangkan yang tidak menggunakan hak suaranya mencapai 38,20 persen.

Anggota KPU Ketapang Roni mengatakan, pihaknya belum melakukan evaluasi terhadap hasil pilgub gubernur Kalbar kali ini. Sebab proses perhitungan suara belum selesai. Namun demikian dia menganggap banyaknya golput dalam pilkada kali ini disebabkan banyak factor.

"Jadi tidak bisa serta merta kita ambil kesimpulan.  Kita butuh informasi banyak di lapangan, apakah itu karena kesadaran pemilih, atau kinerja kita di lapangan, pada saat proses pemutahiran data atau penyampaian undangan atau dari calon itu sendiri," katanya, Jumat (21/9/2012).
sumber  : http://pontianak.tribunnews.com
banyak faktor yang menyebabkan orang golput, misalnya diketapang mungkin orang galput karena merasa pemilihan gubernur ini tidak berpengaruh pada nasib mereka mingkin ya miskin palingan kalau udah duduk lupa,dan juga bisa disebabkan kurang disosialisasikannya pemilu kada oleh KPU atau bisa juga karena orang tidak bisa menentukan pemimpin karena calon yang pilih bukan keinginan rakyat karena dianggap gagal atau banyak masalah pada saat mereka jadi pemimpin jadi semua calon dianggap tidak pantas dipilih. semua faktor tersebut bisa terjadi karena masyarakat pintar mendengar berita atau mendapatkan informasi tentang kinerja calon-calon gubernur dari media cetak,elektronik maupun internet. jadi kedepan perlu kita evaluasi bersama bagaimana memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk menentukan nasib mereka kedepan dengan memilih pemimpin atau dengan banyak-banyak sosialisasi oleh KPU setempat.

0 komentar:

Posting Komentar