Sabtu, 04 Agustus 2012

Potensi Penghasilan Padi Mencapai Ratusan Miliar


http://www.equator-news.com

Bupati Ketapang, Drs Henrikus MSi (kiri) ketika panen padi di Desa Suka Baru Kecamatan Benua Kayong
Bupati Ketapang, Drs Henrikus MSi (kiri) ketika panen padi di Desa Suka Baru Kecamatan Benua Kayong
Ketapang. Potensi penghasilan sektor pertanian di Kabupaten Ketapang cukup besar. Menembus angka fantastis, miliaran bahkan ratusan miliar Rupiah. Jika dikelola dengan maksimal, potensi pertanian akan mampu mengangkat perekonomian masyarakat petani.
Di Kecamatan Benua Kayong misalnya, luas lahan pertaniannya mencapai 4365 hektar. Jika dikalkulasikan hasilnya per hektar mencapai Rp30 juta. Artinya dengan luas sawah yang ada maka hasil diperoleh mencapai Rp 130.950.000.000.
“Tekad kita, petani tidak identik dengan miskin. Kelak kita upayakan petani yang berdasi, tidak hanya konsumsi. Tapi bagaimana hasil pertanian dapat membiayai anak sekolah, bisa berobat dan membeli pakaian dan sebagainya,” ujar Bupati Ketapang, Henrikus, MSi, usai menghadiri panen padi di desa Suka Baru Kecamatan Benua Kayong, kemarin.
Dikatakannya, lahan di Kabupaten Ketapang cukup luas. Ia mengaku diminta menyiapkan 5000 hektar oleh Bappeda Provinsi untuk produksi padi. “Saya yakin 50 ribu hektar bisa saya siapkan. Karena ini masuk dalam visi-misi saya di bidang pertanian,” akunya.
Henrikus mengatakan, di Kabupaten Ketapang masih banyak lahan tidur yang belum digarap maksimal. Karena itu, ia telah instruksikan kepada semua camat untuk menginventarisir lahan tidur.
“Sedangkan dari Shanghai, Singapura, Thailand, Filipina itu datang ke Ketapang mau cari lahan, mau bergerak di bidang agribisnis. Kenapa kita tidak kelola itu. Kita punya lahan dibiarkan,” ujarnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Ketapang itu mengaku, siap membantu peralatan bagi petani. Pasalnya kendala yang dihadapi petani saat ini adalah alat. Bantuan akan diberikan tahun ini meningkat empat kali lipat dari tahun sebelumnya.
“Bantuan yang diberikan Pemkab berupa 150 hand tractor, 20 pompa air, tujuh unit penggiling padi, dua unit perontok padi dan alat lainnya,” akunya.
Bantuan yang besar itu kata dia, lantaran Pemkab menginginkan ketahanan pangan di Ketapang. Setidaknya tak tergantung dari luar. Selain itu agar penggarapan sawah tidak lagi sebatas cara tradisional, tapi sudah dengan cara modern. Dengan begitu, sektor pertanian dapat berkembang dengan baik.
Bahkan Henrikus menargetkan 2013 Ketapang telah mandiri padi. Karena melihat hasil padi dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.
“Kendalanya memang sarana kerja. Punya lahan tidak tergarap habis, tapi tidak punya sarana. Cuaca tidak jadi masalah kalau kita punya teknologi pertanian,” jelasnya.
Hanya saja sebelum mengucurkan bantuan tersebut, lanjut dia, para petani harus lebih dulu membentuk kelompok tani. Hal itu agar mudah mengevaluasi bantuan yang telah diberikan. Kurangnya tenaga penyuluh juga menjadi keluhan petani. “Untuk penyuluh mungkin jalan keluarnya kita gunakan lagi tenaga kontrak,” terangnya.
Bupati juga berencana akan membentuk kantor Ketahanan Pangan. Fungsinya terkait pendataan kebutuhan pangan dan hortikultura. Menurut dia, pangan tak hanya sebatas padi, tapi juga ubi dan jagung. “Dari bidang organisasi sudah saya sampaikan untuk menambah satu unit kerja,” akunya. (KiA) Source

0 komentar:

Posting Komentar