Kamis, 19 Juli 2012

BUDAYA DAN TRADISI KETURUNAN KERAJAAN TANJUNGPURA KETAPANG




Di ketapang khususnya desa-desa yang berdekatan kerajaan tanjungpura kraton Gusti muhammad saunan,adat istiadat dan tradisinya sama dengan kebiasaan warga kraton. khususnya pada keluarga kami yang merupakan keturunan kerajaan tanjungpura Budaya dan tradisi tetap kami laksanakan.untuk awal cerita ini saya akan menceritakan budaya dan tradisi untuk anak laki-laki yang mau dikitan”sunat”.sebelum acara puncak yaitu kitanan yang di lakukan mantri atau dokter,sebelum ada dokter atau mantri biasanya orang pandai kitan yang pasti masih memakai alat tradisional yaitu sembilu bambu.seiring perkembangan zaman orang lebih percaya dokter atau mantri,saya akan menceritakan tentang ritual yang harus dilakukan pertama-tama anak laki-laki yang mau dikitan harus menjalani cukur yaitu mencukur sedikit alis,jambang,setelah itu diteruskan dengan acara tangas yaitu mengurung anak didalam ruangan yang terbuat dari tikar daun pandan dan diberi rempah-rempah sampai keluar keringat ritual ini hampir sama dengan spa,kedua ritual ini bertujuan untuk membersihkan diri dari kotoran-kotoran didalam tubuh dalam dunia kedokteran lebih dikenal membuang toksin yang ada di dalam tubuh.setelah itu dilanjutkan dengan acara mandi didalam acara mandi ini cukup dengan kain kuning sebagai basahan,air selamat tolak bala biasanya dibacakan oleh pemuka agama setempat,dan sebagai keturunan kerajaan maka air timbangan naga tidak dilupakan(maksudnya tidak diketahui).setelah itu bagi anak laki-laki yang orang tuanya mampu biasanya dilakukan hataman Al-Qur’an baru selanjutnya dikitan.perlu di ketahui untuk remaja perempuan yang baru pertama kali hait(datang bulan)acara mandi sama dengan kitan dan di tambah dengan acara lamin (tidak boleh keluar rumah,dulu jaman kerajaan tiga bulan sampai satu tahun tapi seiring waktu berlalu zaman makin moderen kebiasaan itu di tinggalkan).
Pada cerita selanjutnya saya akan menceritakan adat dan tradisi pemuda dan pemudi yang ingin melaksanakan pernikahan.ada serangkaian tradisi yang harus dilakukan.pertama acara pinangan/ lamaran(bertemunya orang tua laki-laki kepada orang tua perempuan untuk meminta persetujuan,apakah orang tua wanita yang dipinang setuju dipinang atau tidak)jika setuju pembicaraan di lanjutkan dengan penentuan tanggal perkawinan,mas kawin,uang asap(uang untuk melaksanakan perkawinan)dari laki-laki,barang-barang perlengkapan menikah seperti lemari,tempat tidur beserta kelengkapannya,pakaian,kain,kosmetik,sepatu dan lain-lain juga dari laki-laki.setelah semua urusan selesai biasanya ada jeda waktu untuk mempersiapkan pernikahan.selanjutnya acara diteruskan dengan mengantar barang yang sudah di sepakati,tetapi dalam mengantar barang juga terdapat budaya lipat (barang antaran seperti pakaian,kain,handuk,dan lain-lain diatur,dilipat sedemikian rupa sehingga menarik yang melipat tidak sembarangan orang tetapi tertua adat.dalam mengantar juga tidak dilupakan sekapur sirih(diyakini berasiat untuk memanggil khusus perempuan yang belum menikan supaya dipinang karena itu orang tua yang mempunyai anak gadis berebutan mengambil kapur sirih apabila upacara telah selesai.setelah itu acara mengantar barang di lakukan,dalam mengantar barang ada acara khusus yang ditunggu orang yang hadir yaitu acara berbalas pantun,pertama pihak mempelai laki-laki sebagai pihak yang menyerahkan barang berpantun untuk menyerahkan barang ke mempelai wanita kemudian pihak wanita membalas,hal ini berlangsung sampai salah satu pihak merasa kalah atau tidak bisa menjawab pantun.
Proses selanjutnya diteruskan dengan mempelai pria dan wanita ditangas “prosesnya sama dengan diatas”dan ritual menyerahkan sesajen kesungai konon diyakini sebagai upacara pemberitahuan kepada buaya putih(katanya buaya putih adalah kembaran putri junjung buih ibu dari Gusti muhammad saunan) penunggu sungai pawan tetapi pada saat ini tradisi itu ditinggalkan karena dianggap sirik.ritual yang juga penting adalah membaca Surah Yasin di tempat tidur(untuk mengambil berkah,.selanjutnya akat nikah.tetapi sebelum akat nikah diadakan arak-arakan bagi mempelai pria dengan diiringi keluarga dari mempelai pria,kekayon(nasi kuning yang dihiasi cucuk telur)serta diiringi dengan suara gendang setelah itu proses akat nikah menurut hukum Islam.ritual akat nikah selesai maka dilanjutkan dengan mandi tiga malam dan ngalih turun.dalam mandi tiga malam diperlukan berbagai persyaratan pertama harus ada tepung tawar(didalamnya terdapat daun puring,keminting,paku,air tepung beras yang sudah dibuat tertua adat)alat mandi dari tembaga,kembang tujuh rupa,anyam-anyaman dari daun kelapa yang muda,air kelapa muda,kain basahan berupa kain kuning(lambang kerajan),air selamat tolak bala dan air timbangan naga(dahulu sebelum mandi tiga malam kedua mempelai ditimbang memakai timbangan tersebut yang konon apabila setimbang akan melambangkan kesetiaan tapi seiring dengan bertambahnya umur timbangan maka timbangan itu tidak diperbolehkan dipakai lagi karena kondisinya sudah agak rusak)maka dari itu air timbangan naga dipakai.didalam mandi terdapat ritual lempar bunga yang diyakini,apabila mendapatkannya akan menyusul untuk menikah”bagi wanita”.mandi dilakukan oleh tertua adat yang wanita,dan masih banyak rangkaian adat lainnya.setelah mandi dilanjutkan mempelai pria mengangkat mempelai wanita kekamar.setelah itu kedua mempelai di sandingkan,tidak kalah menarik acara suap-suapan mewarnai persandingan kedua mempelai.selanjutnya acara dilanjutkan dengan ngalih turun(berpindah ke tempat yang berbeda)biasanya berpindah ke mempelai pria.dirumah mempelai pria acara suap-suapan juga dilakukan hal ini makin menambah kebahagiaan kedua mempelai.
Dalam menjalani bahtera rumah tangga tradisi juga masih dilakukan misalnya apabila seorang istri mengandung anak pertama yang umur kandungannya tujuh bulan maka tradisi mandi tujuh bulan (mandi bunting)ritualnya hampir sama dengan mandi tiga malam.apabila anaknya telah lahir dan tali puser sudat lepas tradisi pemberian nama(sama menurut ajaran islam,anak laki-laki di bacakan surah Yusuf dan anak perempuan Surah maryam serta serangkaian ritual lainnya bahkan apabila orang tuanya mampu langsung diqikah.tradisi selanjutnya adalah apabila anaknya sudah berumur kurang lebih tujuh bulan dan biasanya sudah bisa berdiri maka diadakan tradisi yang yang bernama tijak tanah disini ada acara mandi yang ritualnya sama dengan ritual mandi pada anak yang mau dikitan setelah itu tradisi gunting rambut yang diiringi sarakal nabi(salawat kepada Nabi Muhammad SAW)dan acara puncak yaitu menijakkan kaki ke benda-benda yang sudah disusun rapi misalnya rumah dari tebu,makanan seperti dodol merah,dodol putih,sesagun,rengginang,lelingkar,cucur,(tanah,paku,telur dalam satu tempat).acara tijak tanah ini diulang sebanyak tujuh kali.maksud tradisi ini adalah kebeban untuk melakukan hal-hal yang sudah di simbolkan.inilah serangkaian budaya yang ada dilingkungan tempat tinggal penulis dan mudah bisa menambah pengetahuan khususnya pembaca. By Marno

0 komentar:

Posting Komentar