Sabtu, 20 Juli 2013

Wamen ESDM Letakkan Batu pertama Pabrik PT WHW


Wakil Menteri Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Susilo Siswoutomo memastikan dalam enam bulan akan ke dusun Sungai Tengar kembali. Ia akan melihat apakah peletakan batu pertama Perusahaan joint venture Harita Group dengan PT Well Harvest Winning Alumina (WHW) Refinery berlanjut atau tidak. "Kita akan ke sini lagi enam bulan berikut, kita akan lihat keseriusan pembangunan pabrik ini," ujar Susilo Siswoutomo.

Ia menyebutkan adanya UU pertambangan sebenarnya sudah berlaku lunak selama 5 tahun diberikan kesempatan untuk membuat industri pengolahan. Namun sampai saat ini belum ada satu pun yang bentuk industri pengolahan.
Wakil Menteri ESDM menegaskan hasil produksi bauksit ini rencananya untuk memenuho kebutuhan pabrik PT.Inalum di Sumatera. Diingatkan juga agar pihak perusahaan untuk menperhatikan masyarakat sekitar dan lingkungan hidup.Sementara itu, Wakil Bupati Ketapang menerangkan bahwa daerah ini memiliki luas daerah 31.588 KM persegi, maka Ketapang memiliki potensi tambang seluas 981.668 Ha. Menurut Wakil Bupati Ketapang, beberapa tahun ini hasil tambang di ekspor dalam bentuk bijih mentah belum melalui proses lebih lanjut.
Namun, berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No.7 tahun 2012 diterbitkan dalam rangka untuk mengamankan terlaksananya amanat UU no.4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara. Khususnya terkait dengan kewajiban pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri paling lama tanggal 12 januari 2014 sudah dapat dilaksanakan eksport tambang dalam bentuk bahan jadi."Salah satu upaya pemerintah Kabupaten Ketapang untuk mempercepat pembangunan sektor pertambangan adalah dengan merespon positip investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Ketapang," kata Wakil Bupati Ketapang ketika di Dusun Sungai Tengar, Desa Mekar Utama, Kecamatan Kendawangan.
Salah satunya adalah PT. Well Harvest Winning Alumina Refinery merupakan kerjasama antara PT. Harita Group dan perusahaan China Honqiao. Diterangkan Wakil Bupati Ketapang, perusahaan ini beroperasi untuk pengolahan dan pemurnian (Smelter) dan pemegang IUP operasi produksi, nilai investasi untuk pembangunan industri ini sebesar USD 2,28 milyard atau sekitar Rp 20 trilyun. Keikutsertaan PT. WHW membangun Ketapang disektor pertambangan, diharapkan apabila perusahaan ini mulai beroperasi akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Kabupaten Ketapang khususnya masyarakat di sekitar areal pertambangan. Baik yang bekerja langsung di perusahaan maupun yang berprofesi sebagai penjual jasa, padagang dan lainnya. dan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Ketapang.
Boyman Harun SH meminta seluruh masyarakat, khususnya yang bertempat tinggal maupun bermata pencaharian di sekitar lokasi PT. Well Harvest Winning Alumina Refinery agar dapat membantu dan bekerjasama dengan pihak perusahaan sehingga proses pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian dapat berjalan dengan baik. Demikian juga perusahaan agar memperhatikan lingkungan dalam proses pembangunan dan pemurnian, bagaimana pun tiap proses pembangunan pertambangan akan memberikan dampak positif dan negatif bagi masyarakat dan lingkungan. Untuk itu taati apa yang tertera dalam dokumen analisa mengenai dampak lingkungan (amdal). Selain itu jadikan masyarakat sekitar lokasi pabrik sebagai mitra, hindari pertikaian baik berupa beda pendapat maupun penafsiran. "Sehingga konsep kerjasama antara perusahaan dan masyarakat dapat menghasilkan ketergantungan, saling menghargai, saling memperkuat dan saling menguntungkan satu sama lainnya dapat tercapai," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Kalbar, Drs Cristiandy Sanjaya SE MM menegaskan sependapat dengan penegasan Wakil Bupati agar pihak perusahaan menjadikan masyarakat setempat sebagai mitra. Selain itu diingatkan pentingnya untuk tanggungjawab terhadap sosial serta lingkungan hidup. Dalam memberdayakan masyarakat, Wagub mencontohkan agar perusahaan menjalin kerjasama dengan masyarakat, misalnya mengsekolahkan masyarakat setempat pada jurusan tambang. Kemudian, membuat kesepakatan yang dikuliahkan untuk bekerja pada perusahaan.
Diterangkan Wagub Kalbarn potensi tanbang bauksit di Kalbar itu ada 3 sampai 4 milyard ton. Ada 147 perusahaan di bouksit yang mengajukan izin. Dimana, terdapat 113 perusahaan dalam tahap ekploitasi termasuk Harita Group. Dengan potensi yang luar biasa, dan adanya UU yang mengatur maka sudah selayaknya, Kalbar tidak lagi mengeksport barang mentah.
Wagub menuturkan pengolahan sebenarnya sederhana. Karena itu, bangsa yang besar ini, mustahil tidak mampu mengolah barang mentah menjadi setengah jadi atau barang jadi sebelum di eksport. "Kita harapkan dampak multiflier efek dapat memberikan pengaruh positip pada perekonomian masyarakat," ujar Cristiandy Sandjaya.@ sumber : http://www.humas.ketapang.go.id

0 komentar:

Posting Komentar