TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Ketapang Kalimantan Barat, Syahrani menyarankan agar peternak ayam yang masih belum bergabung di asosiasi peternak untuk segera bergabung. Ini demi memudahkan proses pengawasan dan penghitungan kebutuhan ternak ayam di wilayah Ketapang.
Seperti diketahui sebelum tercapainya kesepakatan antara asosiasi ternak dan PT SIM dipenghujung Desember 2012, seringkali keduanya terlibat konflik baik terkait kedatangan bibit ternak maupun proses penjualan dilapangan.
Sehingga peternak yang belum terdaftar rentan untuk menimbulkan konflik baru diantara pengusaha dibidang peternakan ayam ini.
"Kalau berusaha tapi ujung-ujungnya ribut, yang malu juga kita semua,"ujar Syahrani saat diadakan pertemuan di Diperindakop antara Asosiasi peternak ayam yang didalamnya termasuk PT SIM, bersama peternak yang belum tergabung di asosiasi.
Menurutnya untuk mengatur kestabilan harga daging ayam dipasaran, diperlukan kerjasama yang baik antara seluruh pengusaha ternak ayam di Ketapang, melalui asosiasi. Mengingat sekarang telah dibentuk tim pengawasan yang berguna untuk mensurvei berapa kebutuhan bibit ternak perminggunya ssekaligus mengawasi agar tidak ada pengusaha ternak yang curang melakukan overstock.
"Kami hanya bisa mewadahi, bagaimana agar proses perdagangan dilapangan tidak menimbulkan masalah, kalau urusan penentuan kebutuhan bibit sama penyalurannya ditengah masyarakat sudah tentu menjadi rembuk di asosiasi,"ungkapnya.
Menurutnya, mengingat pensurveiian kebutuhan ternak ada di asosiasi, hendaknya dijalankan dengan profesional dan menguntungkan semua belah pihak.
"Menguntungkan semua belah pihak, tidak ada lagi istilah ini peternak yang itu PT SIM, yang penting sekarang kebutuhan ayam tersedia, masyarakat mampu membelinya,pertemuan evaluasi tetap dilaksanakan kalau begini kan enak,"ujarnya
Seperti diketahui sebelum tercapainya kesepakatan antara asosiasi ternak dan PT SIM dipenghujung Desember 2012, seringkali keduanya terlibat konflik baik terkait kedatangan bibit ternak maupun proses penjualan dilapangan.
Sehingga peternak yang belum terdaftar rentan untuk menimbulkan konflik baru diantara pengusaha dibidang peternakan ayam ini.
"Kalau berusaha tapi ujung-ujungnya ribut, yang malu juga kita semua,"ujar Syahrani saat diadakan pertemuan di Diperindakop antara Asosiasi peternak ayam yang didalamnya termasuk PT SIM, bersama peternak yang belum tergabung di asosiasi.
Menurutnya untuk mengatur kestabilan harga daging ayam dipasaran, diperlukan kerjasama yang baik antara seluruh pengusaha ternak ayam di Ketapang, melalui asosiasi. Mengingat sekarang telah dibentuk tim pengawasan yang berguna untuk mensurvei berapa kebutuhan bibit ternak perminggunya ssekaligus mengawasi agar tidak ada pengusaha ternak yang curang melakukan overstock.
"Kami hanya bisa mewadahi, bagaimana agar proses perdagangan dilapangan tidak menimbulkan masalah, kalau urusan penentuan kebutuhan bibit sama penyalurannya ditengah masyarakat sudah tentu menjadi rembuk di asosiasi,"ungkapnya.
Menurutnya, mengingat pensurveiian kebutuhan ternak ada di asosiasi, hendaknya dijalankan dengan profesional dan menguntungkan semua belah pihak.
"Menguntungkan semua belah pihak, tidak ada lagi istilah ini peternak yang itu PT SIM, yang penting sekarang kebutuhan ayam tersedia, masyarakat mampu membelinya,pertemuan evaluasi tetap dilaksanakan kalau begini kan enak,"ujarnya
Penulis : novi saputra
Editor : Bowo
Sumber : Tribun Pontianak
0 komentar:
Posting Komentar