TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Asosiasi peternak dan pengusaha ayam potong Ketapang Kalimantan Barat meminta kepada DPRD segera menyelesaikan persoalan yang terjadi antara asosiasi dan perusahaan PT Sinar Inti Mustika (SIM), sehingga asosiasi bisa menjalankan usahanya dengan baik.
"Kita minta kepada badan musyawarah segera membahas secepatnya, dan bisa memfasilitasi pertemuan antara asosiasi dengan perusahaan PT SIM, supaya masalah ini tidak berlarut-larut," kata Ketua Asosiasi peternak dan pengusaha ayam potong Ketapang, Maniri kepada Tribunpontianak.co.id,Rabu (31/10/2012).
Maniri mengatakan, keberadaan PT SIM dianggap telah membuat kalangan peternak dan pengusaha kecil kelimpungan, karena stok ayam di pasaran Kabupaten Ketapang kebanyakan. Kondisi ini membuat mereka mengalami kerugian, lantaran sulit memasarkan ayam.
"Kenapa kami rugi, sebab ayam-ayam kami tidak terserap, sehingga kami harus mengeluarkan biaya lebih untuk memberi makan ayam-ayam kami, selain itu angka kematian ayam menjadi tinggi, karena memang tidak laku," jelasnya.
Dia mencontohkan, seperti pada hari raya lebaran Idul Adha beberapa waktu lalu, kalangan peternak tidak bisa menghabiskan stok ayamnya. Karena ayam membludak di pasaran. Padahal pada tahun-tahun sebelumnya mereka dapat selalu menghabiskan ayam yang dijual.
"Bagaimana kami bisa mendapatkan keuntungan sementara harga pakan terus naik, sementara ayam kami tidak laku dijual," jelasnya.
Maniri mengatakan, asosiasi sangat mengharapkan DPRD Ketapang dan pemerintah bisa segera mengambil langkah bijak. Yakni menutup perusahaan yang dimaksud, agar kalangan peternak seperti mereka bisa menjalankan lagi usahanya.
"Kami hanya mengharapkan agar dewan segera menjadwalkan pertemuan, membahas masalah ini, supaya tidak terus berlarut-larut," tegasnya.
"Kita minta kepada badan musyawarah segera membahas secepatnya, dan bisa memfasilitasi pertemuan antara asosiasi dengan perusahaan PT SIM, supaya masalah ini tidak berlarut-larut," kata Ketua Asosiasi peternak dan pengusaha ayam potong Ketapang, Maniri kepada Tribunpontianak.co.id,Rabu (31/10/2012).
Maniri mengatakan, keberadaan PT SIM dianggap telah membuat kalangan peternak dan pengusaha kecil kelimpungan, karena stok ayam di pasaran Kabupaten Ketapang kebanyakan. Kondisi ini membuat mereka mengalami kerugian, lantaran sulit memasarkan ayam.
"Kenapa kami rugi, sebab ayam-ayam kami tidak terserap, sehingga kami harus mengeluarkan biaya lebih untuk memberi makan ayam-ayam kami, selain itu angka kematian ayam menjadi tinggi, karena memang tidak laku," jelasnya.
Dia mencontohkan, seperti pada hari raya lebaran Idul Adha beberapa waktu lalu, kalangan peternak tidak bisa menghabiskan stok ayamnya. Karena ayam membludak di pasaran. Padahal pada tahun-tahun sebelumnya mereka dapat selalu menghabiskan ayam yang dijual.
"Bagaimana kami bisa mendapatkan keuntungan sementara harga pakan terus naik, sementara ayam kami tidak laku dijual," jelasnya.
Maniri mengatakan, asosiasi sangat mengharapkan DPRD Ketapang dan pemerintah bisa segera mengambil langkah bijak. Yakni menutup perusahaan yang dimaksud, agar kalangan peternak seperti mereka bisa menjalankan lagi usahanya.
"Kami hanya mengharapkan agar dewan segera menjadwalkan pertemuan, membahas masalah ini, supaya tidak terus berlarut-larut," tegasnya.
Penulis : Ali Anshori
Editor : Bowo
Pemerintah terkait dalam hal ini DPRD dan PEMDA seharusnya dengan cepat mengadakan pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini supaya mendapatkan jalan keluar yang lebih baik. pemerintahkan bisa memfasilitasi untuk menjual ayam tidak hanya di dalam kota yang notabene kelebihan stok, pemerintah bisa memberi fasilitas untuk menjual ayam ke luar daerah misal kayong utara,pontianak dan daerah lain yang kekurangan stok ayam.
0 komentar:
Posting Komentar