Pengirim : andy candra
Tanggal : 10 September 2012, 9:29 pm
Sumber :
http://www.humas.ketapang.go.id
Kesejahteraan masyarakat menjadi perhatian serius Drs Henrikus M.si. Pasalnya, jika masyarakat mempunyai pendapatan, maka mereka dapat mensekolahkan anak-anak, membiayai pengobatan bahkan menabung. Mewujudkan daerah yang sejahtera, maka program ketahanan pangan menjadi salah satu harapan Bupati Ketapang.
"Kita harap bisa mewujudkan petani berdasi," kata Henrikus, Bupati Ketapang dalam sejumlah kesempatan.
Petani berdasi maksudnya, petani bisa hidup terpenuhi pangannya, kelebihan dari hasil produksi bisa dijual, mempunyai hewan ternak untuk kebutuhan hewani, dan lain-lain. Karena itu, Bupati Ketapang tidak bosan-bosannya mengajak komponen masyarakat menanam padi, ternak, punya kolam ikan air tawar, dan punya kebun sayur. Potensi lahan di Ketapang yang luar biasa, maka menjadi salah satu harapan besar menjadikan daerah ini sebagai lumbung pangan, minimal dapat memenuhi kebutuhan sendiri.
Henrikus, mengingatkan ancaman pangan pada masa akan datang. Dimanan lahan yang terbatas, pertumbuhan penduduk yang terus bertambah, dan terjadinya pergeseran pola kebiasaan makan masyarakat di beberapa wilayah. Ia mencontohkan, bagaimana masyarakat papua, maluku, madura dan lain-lain yang semula makan jagung, ubi, sagu beralih ke nasi. Sisi lain, biaya produksi menanam padi lebih murah dibanding membuat gula. Ia mencontohkan jika beras per kilo harganya Rp 8.500, 00, dapat dihasilkan hanya dalam beberapa bulan. Mulai dari pengolahan lahan, tanam, pemeliharaan, sampai diproduksi jadi beras. Beras juga nmudah dijual. Sedangkan memperoduksi gula dengan harga Rp 11.000,00 / kg, harus dilakukan dengan skala besar. Perusahaan yang mengelola perlu izin, dikenakan pajak, diproduksi pakai mesin dan lain-lain. "Mengapa tidak kita manfaatkan lahan-lahan tidur untuk menanam padi,belum lama ini Ketapang mendapat penghargaan dari Presiden dalam bidang peningkatan produksi pangan, keberhasilan ini adalah milik masyarakat," kata Henrikus.
Menjadikan masyarakat termotivasi memanfaatkan potensi yang ada di sekitarnya, Henrikus mengaku juga menanam padi. Sekali panen, jika untuk kebutuhan sendiri, maka hasilnya bisa dimakan dalam dua tahun. "Kalau tidak percaya, tanyakan pada istri saya kami juga menanam padi, makanya saya selalu imbau SKPD, maupun camat dan kades membuat sawah untuk memberi contoh ke masyarakat, sekarang kita tidak perlu banyak bicara, tetapi buktikan secara nyata, contoh saja ikan lebih mahal dari daging ayam, mengapa kita tidak kembangkan ikan kolam atau keramba," tuturnya memotivasi masyarakat.
Selain sektor pertanian, perikanan dan peternakan, maka sektor ekonomi kerakyatan juga menjadi perhatian Bupati Ketapang. Kreativitas masyarakat dalam memberdayakan potensi yang ada di sekitarnya ini juga sering disuarakannya. Salah satunya melalui kerajinan rakyat. Setiap kali ada pameran, dan sejenisnya, hasil kerajinan masyarakat ini menjadi perhatiannya. Seperti juga mengunjungi Kecamatan Pemahan belum lama ini, berbagai hasil kerajinan para ibu-ibu kecamatan Pemahan tidak hanya dilihat Drs Henrikus M.Si dan Ketua TP PKK Kabupaten Ketapang., tetapi hasil kerajinan tersebut juga diborongnya. Sebagian untuk mengisi Galery Dekranasda Ketapang. "Diborongnya hasil kerajinan di Pemahan, tujuannya untuk memotivasi para ibu agar lebih berkreativitas lagi," kata Syahran, koordinator humas TP PKK Ketapang. @
"Kita harap bisa mewujudkan petani berdasi," kata Henrikus, Bupati Ketapang dalam sejumlah kesempatan.
Petani berdasi maksudnya, petani bisa hidup terpenuhi pangannya, kelebihan dari hasil produksi bisa dijual, mempunyai hewan ternak untuk kebutuhan hewani, dan lain-lain. Karena itu, Bupati Ketapang tidak bosan-bosannya mengajak komponen masyarakat menanam padi, ternak, punya kolam ikan air tawar, dan punya kebun sayur. Potensi lahan di Ketapang yang luar biasa, maka menjadi salah satu harapan besar menjadikan daerah ini sebagai lumbung pangan, minimal dapat memenuhi kebutuhan sendiri.
Henrikus, mengingatkan ancaman pangan pada masa akan datang. Dimanan lahan yang terbatas, pertumbuhan penduduk yang terus bertambah, dan terjadinya pergeseran pola kebiasaan makan masyarakat di beberapa wilayah. Ia mencontohkan, bagaimana masyarakat papua, maluku, madura dan lain-lain yang semula makan jagung, ubi, sagu beralih ke nasi. Sisi lain, biaya produksi menanam padi lebih murah dibanding membuat gula. Ia mencontohkan jika beras per kilo harganya Rp 8.500, 00, dapat dihasilkan hanya dalam beberapa bulan. Mulai dari pengolahan lahan, tanam, pemeliharaan, sampai diproduksi jadi beras. Beras juga nmudah dijual. Sedangkan memperoduksi gula dengan harga Rp 11.000,00 / kg, harus dilakukan dengan skala besar. Perusahaan yang mengelola perlu izin, dikenakan pajak, diproduksi pakai mesin dan lain-lain. "Mengapa tidak kita manfaatkan lahan-lahan tidur untuk menanam padi,belum lama ini Ketapang mendapat penghargaan dari Presiden dalam bidang peningkatan produksi pangan, keberhasilan ini adalah milik masyarakat," kata Henrikus.
Menjadikan masyarakat termotivasi memanfaatkan potensi yang ada di sekitarnya, Henrikus mengaku juga menanam padi. Sekali panen, jika untuk kebutuhan sendiri, maka hasilnya bisa dimakan dalam dua tahun. "Kalau tidak percaya, tanyakan pada istri saya kami juga menanam padi, makanya saya selalu imbau SKPD, maupun camat dan kades membuat sawah untuk memberi contoh ke masyarakat, sekarang kita tidak perlu banyak bicara, tetapi buktikan secara nyata, contoh saja ikan lebih mahal dari daging ayam, mengapa kita tidak kembangkan ikan kolam atau keramba," tuturnya memotivasi masyarakat.
Selain sektor pertanian, perikanan dan peternakan, maka sektor ekonomi kerakyatan juga menjadi perhatian Bupati Ketapang. Kreativitas masyarakat dalam memberdayakan potensi yang ada di sekitarnya ini juga sering disuarakannya. Salah satunya melalui kerajinan rakyat. Setiap kali ada pameran, dan sejenisnya, hasil kerajinan masyarakat ini menjadi perhatiannya. Seperti juga mengunjungi Kecamatan Pemahan belum lama ini, berbagai hasil kerajinan para ibu-ibu kecamatan Pemahan tidak hanya dilihat Drs Henrikus M.Si dan Ketua TP PKK Kabupaten Ketapang., tetapi hasil kerajinan tersebut juga diborongnya. Sebagian untuk mengisi Galery Dekranasda Ketapang. "Diborongnya hasil kerajinan di Pemahan, tujuannya untuk memotivasi para ibu agar lebih berkreativitas lagi," kata Syahran, koordinator humas TP PKK Ketapang. @
0 komentar:
Posting Komentar