http://www.equator-news.com
KETAPANG – Pemerintah Kabupaten Ketapang melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) ikut menjual beras petani lokal. Hal itu sebagai bentuk dukungan terhadap produksi beras lokal. Dengan harga lebih murah, namun dari segi kualitas, beras-beras lokal tak kalah dengan beras dari Pulau Jawa.
“Kita (Distanak) sudah mulai menjual beras bekerja sama dengan kelompok-kelompok tani. Ini sebagai langkah promosi karena memang kualitas beras lokal bagus,” kata Humaidi, Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Distanak Ketapang, kemarin.
Ia mengaku Distanak membeli dari petani di tingkat penggilingan tujuh ribu rupiah per kilogramnya. Kemudian dijual dengan harga sekitar delapan ribu rupiah. Untuk tahap awal, kata Humaidi, pembelian beras-beras kelompok tani dimulai dari pegawai Distanak sendiri. “Kami di sini membeli dengan dipotong gaji. Harga untuk kualitas beras dari Pulau Jawa lebih tinggi,” ungkapnya.
Sejauh ini sudah banyak yang memesan beras-beras dari kelompok tani lokal termasuk dari kalangan pengusaha. Soalnya mereka tak perlu repot-repot lagi mendatangkan beras berkualitas dari Pulau Jawa.
Humaidi juga mengatakan sejauh ini Ketapang tak kekurangan beras meski kebutuhan beras Ketapang mencapai 130 kilogram per kapita per tahun. Pun demikian menjelang Hari Raya Idulfitri, stok beras masih aman.
Masih cukupnya beras Ketapang dibenarkan Kepala Distanak Syamsu Akhyar. Terlebih baru-baru ini Ketapang memperoleh penghargaan dari Presiden SBY sebagai daerah yang produksi berasnya meningkat di atas lima persen. Selain itu, Syamsu mengatakan ketika musim ekstrem sekalipun, masyarakat Ketapang tak ada yang kekurangan beras.
“Ini bisa kita lihat ketika pengujung tahun, ketika cuaca tak menentu. Ketika itu harga semen bisa melambung tinggi. Karena semen didatangkan dari Jawa. Pengusaha tak mau ambil risiko mengangkut semen. Tapi harga beras tetap stabil. Artinya, walaupun tidak ada suplai dari Pulau Jawa, beras kita sudah cukup,” bebernya.
Bahkan ia mengatakan mendatangkan beras dari Pulau Jawa hanya sebagai bentuk politik dagang semata. “Ada anggapan seberapa mahalnya beras di Jawa, setelah dikirim ke Ketapang, tetap akan untung. Hanya politik dagang saja,” ujarnya.
Dengan kata lain, ada atau tidaknya beras dari pulau Jawa, tak begitu berpengaruh terhadap ketahanan pangan di Ketapang. Kabupaten Ketapang sudah mampu swasembada beras sendiri dan tak bergantung pada daerah lain.
“Kabupaten Ketapang mampu meningkatkan produksi beras sebesar 16,39 persen per tahun,” tegasnya. (KiA) Source
0 komentar:
Posting Komentar