Jembatan Pawan 5 merupakan Jembatan yang menghubungkan Kelurahan Mulia Kerja Dan Kelurahan Mulia baru yang di harapkan bisa berguna untuk memajukan perekomomian masyarakat ketapang umumnya tetapi sampai sekaran belum selesai padahal menurut informasi saya baca di http://www.equator-news.com yang isinya.
KETAPANG
Pembangunan Jembatan Pawan V yang menghubungkan daerah Negeri Baru dan Jalan Lingkar Kota hingga saat ini belum selesai. Padahal dana yang telah digelontorkan tidak sedikit, sekitar Rp 75 miliar.
Wakil Ketua DPRD Ketapang Budi Mateus menilai ada masalah dalam perencanaan pembangunan jembatan yang dianggarkan sejak 2008 lalu. “Urgensinya tidak ada, karena bukan prioritas. Tapi kepentingannya pasti ada. Karena itu sudah telanjur dibangun mau tak mau harus diselesaikan. Sayanglah Rp75 miliar mengapung saja di atas sungai. Sama saja duit sebanyak itu diletakkan di atas sungai tanpa manfaat,” kata Budi Mateus kepada wartawan ditemui di ruang kerjanya, kemarin.
Dikatakannya, pada APBD 2012 hanya menganggarkan Rp6 miliar dari Rp18 miliar utang pengerjaan kepada pihak ketiga (kontraktor). Artinya utang pembangunan Jembatan Pawan V masih tersisa Rp12 miliar. Karena itu kata dia, pengerjaan jembatan tersebut tak bisa melangkah jauh. Belum lagi pembebasan lahan dan pembuatan jalannya.
“Makanya kita tidak bisa melangkah untuk membebaskan lahan, karena utang saja masih Rp18 miliar. Bagaimana mau melanjutkan proyek. Akan kacau membagi pembangunan ke pedalaman. Ke depan harus kita bayar lagi. Tanahnya harus dibebaskan dan membangun jalan. Anggaran membebaskan lahan berbeda dengan membangun jalan,” bebernya.
Budi mengatakan, tak punya target untuk menyelesaikan pembangunan jembatan tersebut lantaran utang masih menumpuk. Dijelaskannya, kalaupun utang itu selesai, berarti baru bisa menyelesaikan bangunan jembatan itu saja. Belum pada pembebasan lahan dan pembangunan jalan menuju jembatan tersebut.
“Kalaupun kita langsung menyelesaikan Rp12 miliar, baru bisa mengatasi yang di atas sungai itu saja. Tidak bisa bergerak ke mana-mana,” kata dia.
Tapi ia mengaku tak mengetahui persis luas tanah yang harus dibebaskan dan berapa panjang jalan yang akan dibangun. Yang jelas, kedua hal itu tetap akan menyedot keuangan daerah. “Mungkin sekitar satu atau dua kilo. Untuk membebaskan tanah juga membutuhkan biaya banyak. Kalau Rp60 ribu saja satu meter sudah berapa. Tapi bagaimana kalau Rp100 ribu per meter? Tanah-tanah di situ pasarannya Rp60-100 ribu per meter. Jadi pembebasan tanahnya saya rasa tidak kurang dari Rp5 miliar,” taksirnya. (KiA)Source
0 komentar:
Posting Komentar