KERATON KERAJAAN MATAN KETAPANG

Pusat Pemerintahan Kerajaan Matan Ketapang

RUMAH ADAT MELAYU KETAPANG

Salah Satu Pusat Kebudayaan Melayu Ketapang

HUTAN KOTA KETAPANG

Hutan Kota Merupakan Habitat Hewan dan Tumbuhan Asli Ketapang

BUNDARAN ALE-ALE KETAPANG

Bundaran Ale-ale adalah bundaran sekaligun icon Kota Ketapang

PANTAI TANJUNG BELANDANG

Salah satu Objek Wisata yang ada di Ketapang

Tampilkan postingan dengan label Peternakan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peternakan. Tampilkan semua postingan

Senin, 15 Juli 2013

Harga Daging Sapi di Ketapang Rp 95 Ribu

Harga Daging Sapi di Ketapang Rp 95 Ribu
RIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Peternakan Ketapang, Edi Sujarwo menuturkan harga daging di Ketapang masih relatif stabil, khusus untuk lebaran yakni pada H-1. Dikatakannya, dalam waktu dekat akan dilakukan rapat bersama Bagian ekonomi Pemda dan Disperindagkop dan UKM Ketapang.

"Harganya masih mau dirapatkan dulu, agar saat lebaran nanti harga daging tak memberatkan masyarakat,"kata Edi, kepada Tribunpontianak.co.id, Minggu (14/7/2013).

Memasuki Ramadan ini, kata edi tak ada perbedaan berarti akan daging , dimana permintaan masyarakat masih sama layaknya sebelum Ramadan, namun khusus jelang lebaran katanya permintyaan selalu meningkat.

"Kebutuhan masih sama seperti biasa,dalam setiap hari yang dipotong ada 10 sampai 12 ekor sapi,"kata Edi

Kata edi, harga daging di Ketapang relatif berkisar Rp 95 ribu, menurutnya stabilnya harga disebvabkan oleh stok sapi di Ketapang yang lumayan besatr, akan berbeda apabila Ketapang mengandalkan sapi dari Jawa.
sumber : http://pontianak.tribunnews.com

Jumat, 18 Januari 2013

Peternak Ayam Ketapang Diminta Bergabung Asosiasi


TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Ketapang Kalimantan Barat, Syahrani menyarankan agar peternak ayam yang masih belum bergabung di asosiasi peternak untuk segera bergabung. Ini demi memudahkan proses pengawasan dan penghitungan kebutuhan ternak ayam di wilayah Ketapang.

Seperti diketahui sebelum tercapainya kesepakatan antara asosiasi ternak dan PT SIM dipenghujung Desember 2012, seringkali keduanya terlibat konflik baik terkait kedatangan bibit ternak maupun proses penjualan dilapangan. 

Sehingga peternak yang belum terdaftar rentan untuk menimbulkan konflik baru diantara pengusaha dibidang peternakan ayam ini.

"Kalau berusaha tapi ujung-ujungnya ribut, yang malu juga kita semua,"ujar Syahrani saat diadakan pertemuan di Diperindakop antara Asosiasi peternak ayam yang didalamnya termasuk PT SIM, bersama peternak yang belum tergabung di asosiasi.

Menurutnya untuk mengatur kestabilan harga daging ayam dipasaran, diperlukan kerjasama yang baik antara seluruh pengusaha ternak ayam di Ketapang, melalui asosiasi. Mengingat sekarang telah dibentuk tim pengawasan yang berguna untuk mensurvei berapa kebutuhan bibit ternak perminggunya ssekaligus mengawasi agar tidak ada pengusaha ternak yang curang melakukan overstock.

"Kami hanya bisa mewadahi, bagaimana agar proses perdagangan dilapangan tidak menimbulkan masalah, kalau urusan penentuan kebutuhan bibit sama penyalurannya ditengah masyarakat sudah tentu menjadi rembuk di asosiasi,"ungkapnya.

Menurutnya, mengingat pensurveiian kebutuhan ternak ada di asosiasi, hendaknya dijalankan dengan profesional dan menguntungkan semua belah pihak.

"Menguntungkan semua belah pihak, tidak ada lagi istilah ini peternak yang itu PT SIM, yang penting sekarang kebutuhan ayam tersedia, masyarakat mampu membelinya,pertemuan evaluasi tetap dilaksanakan kalau begini kan enak,"ujarnya

Penulis : novi saputra
Editor : Bowo
Sumber : Tribun Pontianak 

Senin, 26 November 2012

Pertemuan Asosiasi Peternak Ayam Potong dan PT SIM Menghasilkan 7 kesepakatan


Rapat Dengar pendapat yang dipimpin oleh ketua DPRD Ketapang Ir Gusti Kamboja tersebut berlangsung tegang itu akhirnya mencapai kata sepakat. Ada tujuh poin yang disepakati kedua belah pihak.

Hasil Notulen rapat yang dibacakan oleh Ketua DPRD Ketapang Gusti Kamboja antara lain:  1. PT SIM  bergabung dengan asosiasi, 2. Harga pakan, ayam di tingkat kandang dan bibit ditentukan oleh asosiasi melalui kesepakatan dinas dan instansi terkait, dan harus mendapat pengawasan dari Pemkab, 3. Jika terjadi over stok produksi ayam PT SIM harus siap membeli ayam milik asosiasi, 4. Tidak ada penambahan kandang milki PT SIM untuk sementara waktu, 5.  Jika terjadi penyimpangan, pemkab dapat mencabut ijin perusahaan PT SIM, 6. Dinas pertanian dan Peternakan diharapkan mengagendakan pertemuan dua bulan sekali antara PT SIM dan asosiasi dalam rangka pembinaan, dan 7. DPRD merokemendasikan hasil rapat tersebut kepada Bupati Ketapang untuk dibuat berita acara kemudian ditanda tangani dan dibuat kesepakatan bersama.
Ketua DPRD Ketapang Gusti Kamboja berharap, hasil rapat tersebut dapat dilaksanakan oleh perusahaan PT SIM dengan baik, sehingga tidak menimbulkan gejolak di masyarakat. Sebab pada intinya tujuan perusahaan masuk ke Ketapang adalah untuk mensejahterakan masyarakat. Sementara itu Wakil ketua DPRD Ketapang Budi Mateus mengatakan, yang menjadi persoalan utama bagi kalangan asosiasi peternak ayam saat ini adalah, masalah over stok produksi ayam. Maka dari itu sudah seharusnya PT SIM dapat mengatasi persoalan jika terjadi over stok.

Rabu, 31 Oktober 2012

Peternak Ayam Ketapang Merugi


ayam-pedaging.jpg
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Asosiasi peternak dan pengusaha ayam potong Ketapang Kalimantan Barat meminta kepada DPRD segera menyelesaikan persoalan yang terjadi antara asosiasi dan perusahaan PT Sinar Inti Mustika (SIM), sehingga asosiasi bisa menjalankan usahanya dengan baik.

"Kita minta kepada badan musyawarah segera membahas secepatnya, dan bisa memfasilitasi pertemuan antara asosiasi dengan perusahaan PT SIM, supaya masalah ini tidak berlarut-larut," kata Ketua Asosiasi peternak dan pengusaha ayam potong Ketapang, Maniri kepada Tribunpontianak.co.id,Rabu (31/10/2012).

Maniri mengatakan, keberadaan PT SIM dianggap telah membuat kalangan peternak dan pengusaha kecil kelimpungan, karena stok ayam di pasaran Kabupaten Ketapang kebanyakan. Kondisi ini membuat mereka mengalami kerugian, lantaran sulit memasarkan ayam.

"Kenapa kami rugi, sebab ayam-ayam kami tidak terserap, sehingga kami harus mengeluarkan biaya lebih untuk memberi makan ayam-ayam kami, selain itu angka kematian ayam menjadi tinggi, karena memang tidak laku," jelasnya.

Dia mencontohkan, seperti pada hari raya lebaran Idul Adha beberapa waktu lalu, kalangan peternak tidak bisa menghabiskan stok ayamnya. Karena ayam membludak di pasaran. Padahal pada tahun-tahun sebelumnya mereka dapat selalu menghabiskan ayam yang dijual.

"Bagaimana kami bisa mendapatkan keuntungan sementara harga pakan terus naik, sementara ayam kami tidak laku dijual," jelasnya.

Maniri mengatakan, asosiasi sangat mengharapkan DPRD Ketapang dan pemerintah bisa segera mengambil langkah bijak. Yakni menutup perusahaan yang dimaksud, agar kalangan peternak seperti mereka bisa menjalankan lagi usahanya.

"Kami hanya mengharapkan agar dewan segera menjadwalkan pertemuan, membahas masalah ini, supaya tidak terus berlarut-larut," tegasnya.

Penulis : Ali Anshori
Editor : Bowo



Pemerintah terkait dalam hal ini DPRD dan PEMDA seharusnya dengan cepat mengadakan pertemuan untuk menyelesaikan masalah ini supaya mendapatkan jalan keluar yang lebih baik. pemerintahkan bisa memfasilitasi untuk menjual ayam tidak hanya di dalam kota yang notabene kelebihan stok, pemerintah bisa memberi fasilitas untuk menjual ayam ke luar daerah misal kayong utara,pontianak dan daerah lain yang kekurangan stok ayam.

Sabtu, 13 Oktober 2012

Peternak Ayam Datangi DPRD


AKSI DEMO: Sejumlah peternak ayam daging/potong melakukan orasi di depan Gedung DPRD Ketapang, Senin (8/10) lalu, dalam aksi demi mereka, menyikapi keberadaan PT SIM. ISTIMEWA
KETAPANG – Sekitar 200-an peternak ayam daging/potong melakukan audiensi  ke Gedung DPRD Ketapang, Senin (8/10) pagi. Setelah melakukan orasi di luar pagar DPRD, sekitar pukul 09.30 WIB, sejumlah perwakilan peternak diterima untuk menyampaikan aspirasi mereka kepada para wakil rakyat. Selain unsur pimpinan dan anggota DPRD, tatap muka dengan perwakilan peternak juga dihadiri langsung Sekda Ketapang Andi Djamiruddin, Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan, dan Industri Syahrani; perwakilan Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak), serta instansi-instansi lainnya. Dialog tersebut tidak hanya mendengarkan permasalahan yang dihadapi para peternak, tetapi juga dalam rangka mencari rumusan solusi terbaik.

Sebelum dilakukan dialog dengan DPRD dan pemerintah daerah, para peternak tersebut menggelar orasi di depan Gedung DPRD. Mereka membawa sejumlah spanduk serta pamflet berisikan tuntutan peternak ayam broiler. Aksi damai mereka mendapat pengamanan ketat dari puluhan anggota Polres Ketapang maupun Polsek Delta Pawan.

Para peternak tersebut meminta agar PT SIM sebagai sebuah perusahaan peternakan, tidak membuat peternak kecil menjadi gulung tikar. Versi para peternak, pihak perusahaan telah menjalankan praktik monopoli. Perusahaan tersebut, menurut mereka, sudah beroperasi dalam delapan bulan terakhir. Mereka juga tidak tahu apakah perusahaan bersangkutan memiliki izin atau tidak.

Sementara lokasi kandang perusahaan tersebut, ditambahkan mereka, berada di beberapa tempat. Akibat aktivitas perusahaan, para peternak kecil ini mengaku kewalahan. Pasalnya, mereka menyebutkan bahwa perusahaan tersebut menjual ayam di bawah harga pasar kepada para peraih. Akibatnya, para peraih langganan peternak lokal semuanya berpindah ke perusahaan tersebut. Akibatnya para peternak merasa dirugikan. Jika peternak kecil ini menjual dengan harga bersaing dengan perusahaan tersebut, maka mereka akan mengalami kerugian yang cukup besar.

"Tolong kami dibina, agar jadi masyarakat yang baik," tegas Maniri, koordinator aksi damai peternak dan pengusaha ayam potong dalam orasinya. Sementara itu, dalam audiensi yang berlangsung di lantai dua Gedung DPRD Ketapang tersebut, terungkap bahwa perusahaan tersebut dalam proses perizinannya, belum lama meminta rekomendasi dari instansi terkait. Artinya, terungkap bahwa perusahaan tersebut beroperasi terlebih dahulu sebelum mengurus perizinan. Kepala Distanak melalui Kabid Peternakan berjanji menindaklanjuti, dengan mempertanyakan  kepada pihak perusahaan akan motivasi perusahaan tersebut hadir di Ketapang. Semestinya, menurutnya, keberadaan perusahaan sama-sama memberikan manfaat kepada masyarakat. “Karena itu akan diupayalan solusinya, bagaimana perusahaan untung, dan asosiasi peternak ayam juga unrtung,” kata dia. (ash/ads)

Jumat, 05 Oktober 2012

Sektor Peternakan Meningkat



SEKTOR peternakan, khususnya ternak sapi di Kabupaten Ketapang, mempunyai potensi pengembangan yang cukup besar. Ini mengingat  luas wilayah potensi pengembangan sapi yang masih cukup menjanjikan, yaitu sekitar 344.482 hektar. Luasan ini sendiri terdiri dari lahan perkebunan, pekarangan, padang rumput, dan tegalan. Dengan luas lahan ini, Kabupaten Ketapang berpotensi menjadi sentra terbesar di Provinsi Kalimantan Barat, sebagai kabupaten yang mampu mengembangkan potensi ternak sapi. Demikian dipaparkan kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Ketapang, Hadi Santoso.

Ia memaparkan, dari hasil pendataan sapi potong, sapi perah, dan kerbau (PSPK2011), yang dilaksanakan bulan Juli 2011 lalu, tercatat bahwa populasi sapi potong di Kabupaten mencapai 27.645 ekor. Hewan-hewan ternak tersebut dipelihara oleh sekitar 7.417 rumah tangga, tiga pedagang, dan satu pemelihara lainnya. “Sedangkan jumlah pemelihara kerbau sebanyak 729 rumah tangga, dengan jumlah ternak kerbau sebanyak 2.364 ekor,” terangnya.

Dari hasil pendataan itu, kata dia, jumlah ternak sapi potong dan kerbau di Kabupaten Ketapang adalah yang terbanyak di antara daerah lainnya di provinsi ini. Bahkan dari total ternak kerbau di Kalbar, sekitar 74,67 persen berada di Ketapang. “Dengan populasi ternak sapi yang cukup tinggi, ke depan dirasa Kabupaten Ketapang dapat mencapai swasembada daging, khususnya daging sapi, bahkan bisa melakukan ekspor ke wilayah lain,” terangnya.

Sementara itu, kepala Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Kabupaten Ketapang, Uray Naviandi, memaparkan bahwa persebaran jumlah sapi paling banyak adalah di Kecamatan Matan Hilir Selatan sebanyak 8.794 ekor dan Kecamatan Benua Kayong, 7.180 ekor. Sedangkan yang paling sedikit adalah di Kecamatan Singkup dan Simpang Dua. Persentasenya, menurut dia, sebagian besar merupakan sapi potong berupa sapi betina sekitar 67,70 persen, sedangkan sisanya 32,30 persen sapi jantan.

Kendati potensi petrenakan sapi di Ketapang mulai berkembang, namun Naviandi menyayangkan sistem pemeliharaan sapi di Kabupaten Ketapang masih belum maksimal dalam mensejahterakan peternak. Ini, menurut dia, karena sebagian besar adalah menerapkan sitem bagi  hasil. Ditambahkan dia, berdasarkan data yang ada, menunjukan sekitar 41 persen sapi yang dipelihara peternak adalah bukan milik sendiri atau dengan kata lain berasal dari pihak lain. “Penerapan sistem bagi hasil tentunya relatif kurang memaksimumkan keuntungan produksi yang didapat peternak, karena harus dibagi dengan pemilik ternak/pemilik modal. Pola kemitraan atau sistem pinjam modal bergulir, misalnya melalui koperasi dirasa mungkin relatif lebih dapat mengangkat perekonomian rumah tangga peternak,” kata Naviandi.  (ash) sumber : http://www.pontianakpost.com